TITANIC VS KAPAL NUH
Ada apa dengan kapal ini ?
Masih
ingat kisah kapal Titanic yang tenggelam pada samudra atlantik pada tahun
1912 ? Kisahnya membuming ketika difilmkan
pada tahun 1997. Ketika itu penduduk dunia dibuat takjub dengan kehebatan
interior dan penggunaan teknologi super canggih dalam pembuatannya di masa itu.
Sehingga arsiteknya dengan angkuh mengatakan “bahkan Tuhan pun tak bisa
meneggelamkan kapal ini”, ungkapan pongah berujung petaka. Di lain kisah, salah
satu manusia terbaik disisi Allah yakni nabi Nuh pernah berdakwah selama
ratusan tahun dalam mengajak manusia hanya menyembah Allah. Namun siapa sangkah
hanya sedikit sekali yang mengikuti seruan mulia yang beliau bawa, padahal
seruan tersebut menuju keselamatan dunia akhirat bagi manusia. Sehingga, suatu
ketika turunlah perintah kepada nabi Nuh untuk membuat kapal yang akan
menampung manusia beriman yang mengikuti dakwahnya. Kapal tersebuta jauh dari
kemewahan dan teknologi mutakhir pada saat itu, namun kesederhaan tersebut
membuktikan kapal Nuh mampu melewati banjir bandang terganas sekalpun pada
masanya.
Waktu
telah mampu mengungkap fakta akan dua kapal bersejarah yang pernah ada, namun
memiliki akhir yang berbeda. Ketika titanic dibuat untuk maksud pongah maka
hanyutlah. Meski dirancang dengan teknologi super “wah”. Ketika kapal Nuh dibuat untuk maksud sholih, maka selamatlah.
Walau dirancang jauh dari unsur megah. Percayalah niat dalam hati ini
menentukan keselamatan bahtera kita.
Focus pada niat
Niat menjadi unsur terpenting dalam
ibadah bahkan menjadi syarat awal dari ibadah. Kehadirannya berada di hati dan
akan ditentukan oleh hati, ketika niat itu baik maka baiklah amalnya ketika
niat itu salah yakni tidak kepada Allah maka cacatlah amalanya bahkan tertolak.
Allah
berfirman : QS Al BAyyinah :4
Allah Maha
Tahu akan segala hal baik zhohir maupun bathin, baik amal yang terlihat maupun
yang tersembunyi, dan segala apa yang ada dalam gelap gulita sekalipun.
Termasuk perkara niat dalam hati.
TITANIC VS KAPAL NUH
Selamat datang dalam
indahnya samudra biru
Pesonanya menyerap
sejarah yang tak mampu membisu
Pada kedalaman palung
terjauh
Hingga pada lautan yang
teduh
Aku menyelami sirah
yang terhempas waktu
Akan dua kapal nan
beradu
Pada titik temu yang
bersiteru
Dimana akhir berlabuh
menjadi sang penentu
Akan kuperkenalkan sang
titanic yang berkilau
Dengan deretan
kemewahan memukau
Telah menyeret manusia
yang tak risau
akan kejadian yang tak
bisa terjangkau
Kala dingin merasuk
tubuh
gunung es tertutup
malam biru
meski bersiaga dengan
langkah seribu
seluruh penumpang saat
itu bagai berderu
sibuk berseru, namun
bukan pada Tuhan Yang Satu
kisah Titanic, kini
hanya angin lalu.
Di belahan bumi yang
lampau
Diutus penyeru berbekal
ilmu
Mengajak dengan tutur
syahdu
Ditolak penuh angkuh
Oleh manusia berhati
batu
Ratusan tahun menyeru
Hanya sedikit yang tahu
dan mau
Untuk bahu membahu
Menjalankan perintah
agung , mencipta kapal Nuh
Ketika hujan jatuh
menggemuruh
Membuka tabir kabar
lalu
Kondisi kacau balau
Sebab banjir menenggalamkan manusia tak tahu malu
Lupa akan nikmat
beribu-ribu
Ini tentang hkmah dari
dua kapal mahsyur
menyentuh hati yang
mampu mamandu
Agar tujuan hadir
menyatu
Entah antara niat yang
tercipta sebab pongah yang memangku
Atau niat yang terlahir
kepada Dzat Yang Satu
Semoga niat yang
bersemayam dalam kalbu
Menjadi penentu hasil yang dituju.